MOJOKERTO, Tugujatim.id – prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unim Mojokerto sukses meraih dana hibah penelitian lagi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Dikti Kemendikbudristek). Menariknya, penelitian ini berfokus pada mahasiswa difabel.
Kaprodi PBSI Unim Mojokerto Wawan Hermawan mengatakan, hibah penelitian tahun ini menjadi raihan kali kedua dengan fokus penelitian yang sama pada 2021. Saat itu, Wawan mengajukan judul penelitian yang menghasilkan aplikasi model pembelajaran Somatic, Auditory, Visualy, and Intellectually Based Blended Learning (SAVIBeL).
“Sama dengan 2021 lalu, penelitian kami fokus pada mahasiswa difabel. Untuk 2021, kami membuat aplikasi SAVIBeL, khusus digunakan untuk mahasiswa berkebutuhan khusus,” kata Wawan kepada Tugu Jatim, Jumat (07/07/2023).
Aplikasi media pembelajaran SIVABeL sendiri digunakan oleh mahasiwa semester 2 difabel prodi PBSI Unim Mojokerto. Media ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, termasuk keterampilan menyimak dan berbicara.
“SIVABeL sendiri kami gunakan khusus untuk penyandang difabel. Khususnya untuk keterampilan berbahasa, seperti keterampilan berbicara dan menyimak,” ujar Wawan.
Sementara itu, hibah penelitian yang diraih oleh Wawan pada 2023 ini akan membuat aplikasi berupa Simulation Augmented Reality (SAR). Hibah penelitian yang termasuk dalam Inovasi Pembelajaran Dirjen Dikti Kemendikbudristek ini nantinya tidak hanya bisa digunakan oleh mahasiswa difabel saja, namun dapat pula dimanfaatkan oleh mahasiswa pada umumnya.
“Memang kami buat awalnya untuk mahasiswa penyandang difabel. Tapi, jangka panjangnya juga dapat dipakai mahasiswa umum,” jelas Wawan.
Media pembelajaran yang dinamakan SAR ini rencananya tidak hanya berisi tentang sajian riset secara teori, tapi juga menyajikan bentuk simulasi dalam membuat karya tulis ilmiah. Dengan demikian, aplikasi ini ingin mempermudah mahasiswa difabel dalam menyusun karya tulis ilmiah.
Wawan melanjutkan, penelitian tentang media pembelajaran ini berawal dari kebutuhan mahasiswa difabel akan media pembelajaran yang memadai. Terlebih, Wawan melihat semangat mereka dalam mengikuti perkuliahan.
“Harapannya dengan hadirnya media pembelajaran ini dapat membantu mahasiswa difabel saat kuliah,” ujar Wawan.
Sumber: tugujatim