Mengutip jurnalmojo.com, Dosen Teknik Mesin Universitas Islam Majapahit menerapkan hasil riset berupa “Mesin parut kelapa dengan menggunakan bahan bakar gas” pada usaha mikro kerupuk samiler di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Implementasi mesin parut tersebut merupakan hasil riset pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “PKMS Penerapan Teknologi Mesin Parut Berbahan Bakar Gas sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Kerupuk Samiler di Gondang, Mojokerto”.
Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) sendiri merupakan program mono tahun dengan jangka waktu kegiatan 6 bulan yang diadakan oleh Ristekdikti tahun anggaran 2019 dengan kerjasama Lembaga Penelitian & Pengabdian, Pengembangan, Peningkatan & Penjaminan Mutu (LP4MP) Universitas Islam Majapahit.
Yani, salah satu warga yang menerima mesin parut kelapa tersebut menceritakan, dengan adanya kegiatan ini sebagai pelaku sekaligus pemilik usaha sangat senang, dan terbantukan dalam proses produksi dengan biaya yang cukup rendah.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Pihak Universitas Islam Majapahit dan Kemerintekdikti, karena sudah membantu usaha saya” ucapnya.
Adapun tim pelaksana kegiatan ini Achmad Rijanto, S.T., M.T. sekaligus dosen Teknik Mesin dan Suesthi Rahayuningsih dosen Pendidikan Matematika lebih memilih menggunakan metode pelatihan dan pendampingan kepada mitra, pemilik usaha mikro yang dijadikan mitra.
Achmad Rijanto Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Pengabdian Masyarakat mengatakan, bahwa tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengusaha mikro kerupuk samiler terutama tentang pengurusan Surat Ijin Usaha Mikro (SIUM).
“Dimana pembuatan pembukuan keuangan sederhana dan penggunaan alat produksi mesin parut berbahan bakar gas LPG,” terangnya.
Achmad Rijanto sekaligus Dosen Teknik Mesin (UNIM) menjelaskan, bahwasanya mitra pada kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) ini adalah pengusaha mikro kerupuk samiler, milik seorang ibu rumah tangga Yani warga Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
“Adapun kendala yang dihadapi mitra yaitu, tingginya biaya bahan bakar alat produksi mesin parut bahan baku singkong, karena masih menggunakan bahan bakar minyak. Karena tingginya biaya bahan bakar ini berdampak kepada rendahnya kapasitas produksi,” ungkapnya saat ditemui jurnalMojo.com di ruang kerjanya, Selasa (30/07/2019).
Pihaknya mencoba memberikan solusi yang ditawarkan kepada mitra untuk mengatasi masalah tersebut yaitu, dengan menurunkan biaya bahan bakar produksi, sehingga kapasitas produksi meningkat.
Achmad mengharapkan, penurunan biaya bahan bakar ini bisa diterapkan dengan cara penerapan teknologi mesin parut dengan menggunakan bahan bakar gas LPG 3 kg.
“Disamping itu tim pelaksana juga memberikan pengetahuan tentang pengurusan surat ijin usaha mikro (SIUM) dan pembuatan pembukuan keuangan sederhana.” pungkasnya.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sudah berlangsung selama sebulan ini, dilaksanakan pada bulan Juli 2019 lalu dan dibiayai oleh DRPM Ditjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti tahun 2019.