unim.ac.id-Kabupaten Mojokerto saat ini tengah gencar menggali potensi desa. Setiap kecamatan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan fasilitas yang nyaman, aman dan memiliki karakter yang kuat. Ornamen khas Majapahitan selalu melekat pada setiap sisi bangunan. Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menjadikan desa-desa di Indonesia kini berlomba lomba mempercantik diri.
Desa Cinandang berada di Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu desa yang terus berinovasi menuju desa maju. Potensi wisata yang dimiliki desa ini menjadi peluang besar bagi masyarakat desa dalam meningkatkan perekonomian jika dikelola dan dikembangkan dengan baik oleh warga lokal.
Peluang dan tantangan ini disambut baik oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2024. Lima program kerja KKN tematik Universitas Islam Majapahit (UNIM) di Desa Cinandang memprioritaskan program yang bisa mendukung kemajuan sektor pariwisata. Program tersebut meliputi sektor pendidikan, ekonomi, UMKM, lingkungan dan digital.
Lima sektor tersebut memiliki korelasi yang saling berkesinambungan. Pertama, sektor pendidikan. Menuju desa maju harus diimbangi SDM unggul. Implementasi media pembelajaran audio visual menggunakan media projection mapping menjadi stimulan bagi siswa agar lebih mudah dalam memahami materi. Mengusung kampanye 3R, reduce, reuse dan recycle, alat peraga untuk menayangkan video terbuat dari kardus bekas.
Kedua, sektor perekonomian. Masyarakat sekitar mayoritas mata pencaharian di sawah. Cabai menjadi komoditas utamanya. Setiap kali panen raya tiba, pasang surut harga menjadi momok bagi petani. Melalui inovasi pengolahan cabai menjadi chilli oil dan bubuk cabai, diharapkan kedepan petani akan meningkat dari segi pendapatan. Ketiga sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Mahasiswa KKN UNIM mendampingi usaha mikro peyek. Saat ini penjualan masih dilakukan secara konvensional. Dari satu warung ke warung lainnya. Kemasannya masih menggunakan plastik sehingga segmentasi pasar masih menjangkau menengah ke bawah. Terobosan rebranding packaging diharapkan mampu mendongkrak penjualan saat wisatawan berkunjung.
Keempat, sektor lingkungan. Pembuatan ecobrick dari limbah plastik merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi sampah plastik di Desa Cinandang. Seiring dengan pesatnya pengunjung wisata, akan membawa dampak sampah yang berlebihan. Tentunya dengan memberikan pembekalan wawasan serta edukasi sedini mungkin kepada msyarakat dapat meminimalisir terjadinya penumpukan sampah.
Dan yang terkahir yaitu sektor teknologi digital. Sebagus apapun potensi desa jika tidak diimbangi dengan promosi melalui platform digital, maka sanhat sulit untuk dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Inovasi QrCode Cinandang In Your Hand memudahkan masyarakat ataupun wisatawan menemukan informasi menarik dan terupdate seputar desa dalam satu genggaman. Fiturnya yaitu pelayanan desa berbasis online, digital magazine dan berbagai kanal website, youtube dan instagram.
Lima program ini mendapat apresiasi dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Desa Cinandang Rendis Eka Arisandi, S.Pd., M.Pd, “Program ini sangat menjawab problematika yang ada di desa. Saya berharap kedepan program ini tidak hilang begitu saja. Dan dapat dilanjutkan pada program KKN di tahun berikutnya. Karena ini adalah pondasi awal KKN tematik.” Ucap Rendis disela-sela bimbingan lapang, Selasa (6/8).
Akhmad Amin selaku Koordinator Desa (Kordes) juga mengapresiasi kinerja dari seluruh tim KKN. “Saya pribadi sangat bersyukur atas kekompakan teman-teman selama menjalankan program KKN. Meskipun kita dikumpukan dalam kurun waktu yang cukup singkat, tetapi kita mampu menciptakan produk inovatif untuk mendukung terwujudnya Desa Cinandang yang maju pada sektor pariwisata.”
Writer: Nuruddin (Mahasiswa UNIM)