MOJOKERTO, Tugujatim.id – Kebijakan penghapusan jurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dinilai sejalan dengan perilaku calon mahasiswa baru saat kuliah di Perguruan Tinggi (PT). Pendapat tersebut disampaikan oleh Dr Rachman Sidharta Arisandi, akademisi Universitas Islam Mojopahit (Unim) Mojokerto terkait penghapusan jurusan di jenjang SMA.
“Bukankah sekarang ini kita juga tidak bisa menolak anak jurusan IPS, Bahasa atau Agama memilih jurusan apa saja. Nah itu yang sebenarnya memunculkan paradoks. Saat SMA ada penjurusan, tetapi sama sekali tidak dijadikan pertimbangan dalam memilih jurusan perguruan tinggi,” kata Dr Rachman Sidharta Arisandi, Rabu (24/7/2024).
Celakanya, anak-anak sekarang tidak pernah melakukan orientasi atau penjajakan mata kuliah setiap prodi yang diminati. Sementara, hasrat bisnis pengelola perguruan tinggi, justru lebih nyaman kalau para mahasiswa tetap berperilaku membeli kucing dalam karung.
“Akibatnya, begitu memasuki semester ketiga, para mahasiswa terkejut, dan tiba-tiba baru merasa salah jurusan. Setahu kami, Unim Mojokerto merupakan satu-satunya universitas yang konsisten melakukan tes bakat akademik yang dilanjutkan dengan bimbingan dan konseling akademik. Semuanya dilakukan agar mahasiswa baru memasuki program studi yang paling cocok dengan kecerdasan terbaik mereka, dengan minat atau pilihan mereka, sekaligus dengan daya tampung program studi,” beber Dr Rachman.
Namun, masalah besar universitas sekarang adalah fakta bahwa calon mahasiswa banyak yang dari sekolah kejuruan. Penjurusan pada sekolah kejuruan sangat rinci, tumpang tindih, dan tentu saja bersifat practical-vocational. Celakanya, banyak orang menganggap lulusan sekolah kejuruan sama saja dengan SMA. Semua ingin kuliah.
“Hal tersebut menyulitkan karena, mereka kurang terlatih dalam penalaran akademik dan teoretik, yang sebenarnya merupakan basis dari kebanyakan prodi di perguruan tinggi. Nah Unim Mojokerto hadir secara konsisten melakukan test bakat akademik yang dilanjutkan dengan bimbingan dan konseling akademik. Semuanya dilakukan agar para mahasiswa baru memasuki program studi yang paling cocok dengan kecerdasan terbaik mereka,” ungkap Dr Rachman.
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menghapus jurusan IPA, IPS dan Bahasa di jenjang SMA. Kebijakan yang merupakan menerapkan program Kurikulum Merdeka tersebut mulai diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025.
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko