MOJOKERTO, Tugujatim.id – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata atau KKN Tematik Unversitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto tahun akademik 2024/2025 digelar dalam waktu dekat. Para peserta telah mengikuti pembekalan di Gedung Nuswantara Lantai II Unim Mojokerto, Rabu (19/6/2024).
Saat menyampaikan sambutan, Rektor Unim Mojokerto, Dr. Rachman Sidharta Arisandi mengatakan, sudah lama sekali Universitas Islam Majapahit (disebut juga Majapahit Islamic University Mojokerto Indonesia dalam penyebutan nama berbahasa Inggris atau Jami’ah Majapahit al-Islamiyah untuk penyebutan dalam bahasa Arab) menyelenggarakan KKN tematik dengan beberapa kali mengalami tahapan metamorfosis. Perubahan tahap awal dilaksanakan dengan kombinasi merata seluruh prodi disetiap kelompoknya. revisi selanjutnya, KKN Tematik dikembangkan berdasar tiga tema, yakni ekonomi, pendidikan dan kesehatan dan sekaligus berafiliasi dengan jejaring Pos Pemberdayaan Masyarakat (Posdaya). Perubahan selanjutnya, membekali dan mengarahkan setiap peserta KKN untuk menggali semua potensi desa dan mengajukannya sebagai program kerja yang wajib dipresentasikan, dan terus mengalami proses penyesuaian dengan mendasarkan pelaksanaan KKN melalui metode Business Model Canvas (BMC) atau Mission Model Canvas (MMC), hingga beberapa waktu lalu, rektor memanggil ketua penyelenggara KKN untuk melakukan penyesuaian lagi.
Penyesuaian tersebut dilakukan setelah rektor melakukan tinjauan efektivitas pelaksanaan KKN selama ini. Banyak yang dirubah dalam pelaksanaan tahun ini, karena program KKN harus dapat dilaksanakan dengan sinergi dan berkelanjutan, sehingga perlu ada sistem ploting, shifting and allocating yang kesemuanya harus bersinergi dengan arah kebijakan desa.
Model baru KKN Tematik terakhir ini sekaligus memperkecil atau bahkan meniadakan potensi penolakan kehadiran mahasiswa oleh pihak desa, karena kita telah memulai dengan Forum Group Discussion dengan Kepala Desa yang telah kami tetapkan sebagai bakal lokasi KKN. Ada 10 desa (dari 299 desa) yang masuk dalam seleksi panitia, tentu pemilihan ini didasarkan pada klasifikasi jenis desa dan baik UNIM maupun 10 orang kepala desa telah menyepakati beberapa point penting terkait bagaimana kita melaksanakan pola kerjasama multy years ini.
Selain itu, adanya program KKN Tematik merupakan sarana uji bagi mahasiswa atas apa yang telah dipelajari di dalam kelas perkuliahan dan jika terjadi ketidak sesuaian, adik-adik dapat melakuakan koreksi dengan mempelajarinya lagi secara cepat karena bisa jadi itu disebabkan oleh persepsi yang berbeda dan jika ternyata adik-adik belum pernah mengetahui adik-adik juga berkesempatan mempelajari melalui relasi yang ada dikampus. “Saat terjun ke lapangan, peserta KKN Tematik juga ditantang kepekaannya, sensitivitas penginderaan atas apa yang ada di masyarakat dan sekaligus digugah daya kreatifnya untuk melaksanakan tugasnya sebagai agen perubahan, khususnya di desa mitra,” tandas Dr. Rachman.
Poin pertama yang dimaksud adalah katalisator. Mahasiswa peserta KKN Tematik diharapkan memiliki motivasi untuk tidak cepat berpuas diri.
“Semisal mendapati ada desa yang tiap tahunnya bisa panen padi 10 ton per tahun. Peran peserta KKN itu bagaimana cara agar hasil panen tidak segitu saja, bagaimana cara misal bisa naik 15 hingga 20 ton per tahun. Itu salah satu contoh,” beber Dr. Rachman.
Poin kedua adalah helper. Maksudnya bagaimana peserta KKN dapat peka terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat lalu dapat memberikan pertolongan. Hal tersebut juga senada dengan poin ketiga yakni pemberian solusi.
“Kemudian yang keempat adalah resources linker. Artinya peserta KKN bisa mengidentifikasi dan menghubungkan sumber daya potensial dari lokasi KKN agar dapat memberikan dampak positif,” lanjut Dr. Rachman.
Selain itu, adanya program KKN Tematik merupakan sarana uji bagi mahasiswa atas apa yang telah dipelajari di dalam kelas perkuliahan. “Saat terjun ke lapangan, peserta KKN Tematik juga ditantang kepekaannya, sensitivitas penginderaan atas apa yang ada di masyarakat, khususnya di desa mitra,” tandas Dr. Rachman.
Pada akhir sambutan, Dr. Rachman turut berpesan agar peserta KKN Tematik menjaga kehormatan diri, kehormatan keluarga, dan kehormatan almamater. Kalian sudah dewasa, maka Kau lakukanlah yang menurut kalian pantas dilakukan oleh mahasiswa muslim. “Tidak hanya itu, kalau mau serius ketika KKN, terdapat banyak masalah yang bisa dijadikan tema dalam tugas akhir skripsi, tentu akan lekas selesai karena informasi awal, observasi dan setidaknya relasi informan atau sumber-sumber informasi lain telah dimiliki,” urainya.
Reporter: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Darmadi Sasongko