MOJOKERTO, Tugujatim.id – Momen pengukuhan lulusan terlihat di kampus Universitas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto. Hal ini terlihat dalam acara Wisuda ke-XX Unim Mojokerto yang berlangsung di Graha Nuswantara lantai II, Senin (04/03/2024). Wisuda yang berlangsung sejak pukul 07.00 WIB ini mengambil tema Lumastari Andamari.
Dalam momen wisuda tersebut, Rektor Unim Mojokerto Dr Rachman Sidharta Arisandi mengajak lulusan Unim Mojokerto merenung, menelaah, sekaligus mengambil pelajaran bersama dari beberapa hal.
“Wisuda memang menjadi momen membahagiakan karena wisuda juga berarti keberhasilan menapaki tangga sosial lebih tinggi. Namun demikian, wisuda juga berarti penanda peralihan dunia, dari dunia pendidikan ke dunia kekaryaan, dari problema dan tantangan buatan (artificial) ke problema dan tantangan nyata (real),” kata Dr Rachman, Senin (04/03/2024).
Dr Rachman melanjutkan, meski sama-sama memerlukan kesungguhan jelas sangat berbeda antara tantangan sewaktu kuliah di kampus dengan tantangan di dunia kerja dan usaha. Tidak hanya itu, sangat berbeda risiko yang harus dihadapi sewaktu kuliah di kampus dengan tantangan di dunia kerja dan usaha.
“Kesulitan, tekanan, rintangan, dan kegagalan menjadi bagian tidak terpisahkan dari segala bentuk kemudahan, kelonggaran, peluang, dan keberhasilan. Siapa pun harus siap untuk dua kelompok kemungkinan tersebut dan sebisa mungkin lebih kesiapan menghadapi kesulitan, tekanan, rintangan, dan kegagalan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr Rachman juga menyinggung tentang tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Alumni doktoral Universitas Airlangga ini mengatakan setidaknya terdapat empat tantangan menuju Indonesia Emas.
“Praktisi sekaligus ahli ekonomi Sri Mulyani, merinci setidaknya ada empat tantangan mendasar. Masing-masing adalah mutu sumber daya manusia, mutu infrastruktur, transformasi perekonomian, dan mutu kelembagaan. Secara khusus dijelaskan bahwa mutu sumber daya manusia berkaitan sangat erat dengan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Negara mana pun tidak mungkin meneruskan perjalanan menjadi negara berpendapatan tinggi sekaligus mencapai masa keemasan apabila mutu sumber daya manusianya tidak bagus,” terang Dr Rachman.
Pada akhir sambutan, Dr Rachman memberi wejangan kepada wisudawan Unim Mojokerto bahwa hidup bisa menjadi perjalanan bergelombang, tak terduga dan berliku.
“Tetapi sungguh akan lebih mudah bila saudara-saudara bersiap diri menghadapi jalan berliku dan bergelombang. Ingatlah kalimat bijak Paulo Coelho bahwa jalanan lurus tidak membuat pengemudi terampil (straight roads do not make skillful drivers),” tutupnya.
Writer: Hanif Nanda Zakaria
Editor: Dwi Lindawati
Sumber : https://tugujatim.id/wisuda-xx-unim-mojokerto-rektor-beri-wejangan/#google_vignette